Testingggg

Wakil Menteri Wakaf Mesir Kunjungi Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Amanah

Kendal, 23 September 2025 – Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Amanah (STAIDA) mendapat kehormatan dengan kunjungan Syaikh Dr. As-Said Muhammad Ali, Wakil Menteri Wakaf Mesir, pada Selasa (23/9/2025). Acara yang berlangsung di Gedung Olahraga Pondok Pesantren Darul Amanah tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan pesantren, para dosen, guru, mahasiswa STAIDA, serta santri.
Kunjungan ini disambut hangat oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Amanah, KH. Muhammad Fatwa, M.Si, beserta Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah KH. Mas’ud Abdul Qodir yang didampingi Hj. Nur Halimah.

Dalam sambutannya, KH. Muhammad Fatwa menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas kedatangan Wakil Menteri Wakaf Mesir. Beliau menegaskan bahwa kehadiran tokoh ulama internasional seperti Syaikh Dr. As-Said memberikan motivasi besar bagi keluarga besar STAIDA untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam aspek akademik maupun pengembangan akhlak mahasiswa dan santri.

Syaikh Dr. As-Said Muhammad Ali dalam tausiyahnya menyampaikan rasa bangga dan haru ketika mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Mesir yang dikumandangkan dengan penuh semangat oleh para mahasiswa dan santri. Menurut beliau, lagu kebangsaan bukan sekadar lantunan, melainkan simbol perjuangan, pengorbanan, dan cinta tanah air yang harus terus dijaga oleh generasi penerus bangsa.
Beliau juga memberikan apresiasi atas perjalanan panjang Pondok Pesantren Darul Amanah yang kini telah memasuki usia 35 tahun. Perjalanan tersebut, menurutnya, merupakan bukti nyata perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan para pendiri serta pengasuh dalam mendidik generasi bangsa. Salah satu pencapaian besar adalah berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Amanah (STAIDA), yang diharapkan mampu mencetak kader ulama, pendidik, dan cendekiawan muslim untuk masa depan umat Islam.
Dalam pesan keagamaannya, Syaikh Dr. As-Said menekankan pentingnya meneladani kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam hal kepatuhan kepada orang tua. Nabi Ismail dengan penuh keikhlasan menerima perintah ayahnya, yang sejatinya adalah perintah Allah, meski terasa sangat berat. Teladan ini menjadi pelajaran berharga bagi para santri untuk selalu berbakti kepada orang tua dan taat kepada Allah.
Beliau juga mengingatkan sabda Rasulullah ﷺ: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Menurutnya, inti dari dakwah Rasulullah adalah akhlak, dan setiap muslim hendaknya meneladani sifat Rasulullah yang jujur, amanah, sabar, penyayang, dan pemaaf.
Syaikh Dr. As-Said kemudian mengajak para santri untuk menumbuhkan sifat kasih sayang terhadap semua makhluk serta memiliki hati yang lapang untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebagai contoh nyata, beliau menuturkan kisah Fathu Makkah, ketika Rasulullah ﷺ menaklukkan Makkah setelah bertahun-tahun disakiti oleh kaum Quraisy. Namun, Rasulullah tidak membalas dengan dendam, melainkan memberikan maaf.
Di akhir pesannya, Wakil Menteri Wakaf Mesir menegaskan bahwa kemenangan sejati bukanlah ketika seseorang mampu mengalahkan musuh dengan kekuatan, melainkan ketika mampu membalas keburukan dengan kebaikan. Itulah akhlak Rasulullah ﷺ yang harus dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari oleh umat Islam, khususnya para santri dan mahasiswa STAIDA.



